March 28, 2005

Muhammad BUKAN Juru Selamat Hindu

Beberapa minggu yang lalu, seorang teman mem-forward sebuah e-mail dengan judul "Syahnuhikyat dan Sumaneb" yang berisi serangkaian argumen bahwa Muhammad sebenarnya adalah Kalki Avatar, yaitu Awatara (inkarnasi Tuhan) terakhir yang ditunggu-tunggu umat manusia.  Argumen tersebut didasarkan pada penafsiran seorang pemuka Hindu (?) atas Bhavisya Purana, salah satu sastra yang disucikan oleh umat Hindu.  Inti dari pesan tersebut tentunya berupa ajakan bagi segenap umat Hindu untuk segera mengikuti ajaran Muhammad SAW (Islam) agar selamat dunia akhirat.

Propaganda semacam ini sebenarnya sudah lama sekali berdengung (atau lebih tepatnya, didengung-dengungkan) dan sempat menjadi perbincangan hangat, baik dalam komunitas Hindu sendiri, Islam, maupun komunitas-komunitas antar agama, bahkan pernah juga dimuat di satu majalah nasional. Isu ini sempat pula mereda hingga kemudian muncul kembali ke permukaan. Melihat usaha yang terus-menerus dari sebagian kalangan untuk memunculkannya kembali, saya cukup yakin bahwa isu ini takkan pernah hilang sama sekali.

Awatara, seperti yang telah disinggung sebelumnya, dipercaya sebagai inkarnasi/titisan Brahman/Tuhan, dalam hal ini sebagai Wisnu (Vishnu) atau pemelihara semesta. Dalam kitab-kitab suci, disebutkan bahwa sampai dunia pralina, Tuhan akan menjelma sebanyak sepuluh kali untuk menjaga kelangsungan semesta dengan Kalki sebagai penjelmaan terakhir-Nya.  Dua di antara Awatara-awatara tersebut adalah Sri Rama dan Sri Krsna (cat: Buddha Gautama juga dipercaya sebagai Awatara menurut tradisi, tetapi atas alasan tertentu, saya menolak untuk mempercayainya).

Bagaimanapun, sebagai seseorang yang pengetahuan akan sastra sucinya sangat terbatas, saya tidak akan berbicara panjang lebar mengenai ciri-ciri fisik maupun perkiraan waktu turunnya Kalki Avatar.  Namun, tanpa pengetahuan sastra suci yang mendalam sekalipun, sebenarnya hasil penemuan tersebut (yang notabene berdasarkan interpretasi dan pengalihbahasaan nama semata, yang belum tentu akurat pula) sangat lemah dan sama sekali tidak logis.  Saya akan menampilkan beberapa kelemahan penemuan tersebut di bawah ini:

Dalam Islam, Allah TIDAK berinkarnasi

Konsep Awatara dalam Hindu jelas-jelas menyebutkan bahwa Awatara merupakan perwujudan/inkarnasi Tuhan di muka bumi. Padahal Quran mengatakan bahwa Tuhan (Allah SWT) TIDAK pernah dan tidak akan pernah mewujudkan diri dalam bentuk duniawi.  Dengan kata lain konsep Awatara sendiri jelas-jelas tidak terakomodasi oleh Quran!  Satu argumen ini saja sudah dapat meruntuhkan, bahkan menjungkirbalikkan penemuan tersebut.

Muhammad adalah UTUSAN Allah, BUKAN Allah

Bahwa Awatara adalah Tuhan sendiri yang turun tidak saja tertulis dalam nubuat-nubuat Kitab Suci, melainkan juga DINYATAKAN sendiri oleh Awatara tersebut. Mari kita ambil kutipan dari Bhagavad Gita 12:8 berikut ini:

Sri Krsna berkata kepada Arjuna:

"Kepada-Ku sajalah pusatkan pikiranmu dan biarkanlah pemahamanmu berada di dalam-Ku. Hanya di dalam-Ku sajalah nantinya kamu akan hidup. Tentang hal ini tak perlu diragukan lagi"

Di sini Sri Krsna jelas-jelas memposisikan diriNya sebagai Tuhan, karena hanya Tuhan-lah yang dapat mengucapkan (dan mempertanggungjawabkan) ucapan seperti itu.  Selanjutnya, Bhagavad Gita 11:16 juga mengisahkan bagaimana Sri Krsna menampakkan wujud ilahi (bukan wujud duniawi-Nya) pada Arjuna, di mana Arjuna melihat bahwa seluruh alam semesta berada DALAM diri-Nya.

Banyak sekali sloka (ayat) lain dalam Gita yang menyatakan Ketuhanan Krsna ini.

Bagaimana dengan Muhammad?  Muhammad tidak pernah satu kalipun menyatakan dirinya sebagai Tuhan, melainkan sebagai utusan Tuhan (perhatikan bunyi bagian kedua dari syahadat: "Aku percaya bahwa Muhammad adalah UTUSAN Allah). Muhammad juga tidak pernah tercatat memperlihatkan sesosok wujud ilahi pada pengikut-pengikutnya.  Bahkan, Muhammad sangat ketat memegang peraturan mengenai pemujaan oknum lain selain Allah. Lebih jauh lagi, kita tidak pernah mendengar seorang Muslim menyejajarkan Muhammad dengan Allah kemudian menyembahnya. Kalau begitu, kenapa kita harus mengakui Muhammad sebagai Tuhan?

Ajaran Muhammad TIDAK SINKRON dengan ajaran para Awatara

Seperti yang kita semua ketahui, dasar iman utama umat Hindu adalah Panca Sraddha, di mana salah satu di antaranya adalah reinkarnasi/punarbhawa.  Ajaran mengenai kelima dasar iman Hindu ini secara konsisten selalu disampaikan oleh seluruh Awatara.  Akan tetapi, kita tidak menemukan ajaran mengenai reinkarnasi ini dalam Al Quran (kecuali satu ayat yang menyebutkan tentang kelahiran dan kematian berulang-ulang yang ditafsirkan berbeda oleh umat Islam secara umum).  Tentu saja ada kemungkinan bahwa Quran pun sebenarnya menyinggung-nyinggung tentang reinkarnasi, akan tetapi Quran juga memuat konsep lain yang lebih populer dan lebih diimani oleh umat Muslim pada umumnya yaitu konsep surga-neraka yang kekal abadi dan pengadilan akbar pada hari kiamat.  Konsep moksa juga tidak dikenal dalam ajaran Islam. Padahal seperti kita ketahui, di sinilah terletak hakikat kesempurnaan seorang manusia menurut Hindu yang memandang bahwa surga dan neraka hanyalah perhentian sementara yang sifatnya maya (ilusi), bukan tujuan akhir.

Jadi, mungkinkah Kalki Awatara tiba-tiba mengajarkan ajaran yang bertentangan dari ajaran Awatara-awatara terdahulu (yang notabene adalah diri-Nya juga?)  Silakan Saudara jawab sendiri.

(Catatan: Saya selalu ingin bertanya kepada saudara-saudara Muslim, mengapa mereka sedemikian yakin dan percaya terhadap bagian kitab Hindu yang "mengisyaratkan" kedatangan Muhammad namun menolak untuk mengimani bagian-bagian lain kitab tersebut, bahkan menolak otoritas Veda secara keseluruhan?  Bukankah ini kontradiktif?)

Kesimpulan

Pikiran jernih dan tenang (viveka) harus selalu dikedepankan dalam mencermati setiap aspek kehidupan, dalam hal ini untuk mengetahui apakah mereka yang menyatakan diri-Nya sebagai Awatara adalah benar Awatara atau bukan.  Terlepas dari ciri-ciri jasmaniah dan kemampuan supranatural, kita dapat simpulkan dari sastra suci bahwa Awatara bersifat welas asih, tulus ikhlas dan tanpa pamrih.

Terakhir, walaupun beberapa ahli Veda menafsirkan bahwa Kalki Avatar "belum" akan turun hingga beribu-ribu tahun lagi, ini tidak berarti bahwa kita bisa bersantai-santai dan menikmati hidup dalam kefanaan.  Perwujudan Tuhan yang sesungguhnya adalah ketika kita dapat melihat, merasakan, dan menghayati Tuhan dalam diri kita masing-masing.  Dan untuk itu, kita tidak perlu menunggu ribuan tahun, bukan? Dia selalu ada di sini, di sana, di mana-mana. Dapatkah kita melihatNya?

Berpikirlah dengan tenang dan jernih, lihatlah dengan mata hati.

"Aum Ano Badrah Kratawo Yantu Wiswatah"
(Semoga pikiran-pikiran luhur datang dari segala penjuru)

 -Rig Veda I:89-

12 comments:

Harry Makertia said...

Salut. Teruslah menulis dan beropini. OSSSO.

valcory said...

helo de... i'm just glad you r still writting >_<

kodama said...

Excellent Piece! Tidak dapat dibantah i think..

Anonymous said...

Salam kenal.
I just want to add information about "The Avatar".
Avatar dalam agama Hindu memang sangat banyak. Yang terkenal adalah 10 awatara. Sedangkan dalam weda dikatakan ada 22 avatar. Lalu siapakah mereka maha suci itu?
1. Matsya, 2. Kurma, 3. Waraha, 4. Narasimha, 5. Wamana dst
harus diakui bahwa Weda kitab suci yang paling lengkap hanya saja pengikutnya tidak semuanya menamakan diri mereka beragama Hindu.
Keberadaan Muhammad dan Yesus (Isa) sudah ada dalam veda seperti halnya Sang Budha mungkin untuk Nabi muhammad dan Isa ini merupakan hal yang baru bagi anda bahwa mereka awatara.
Dalam Bhagawadgita, Sri Krisna bersabda bahwa beliau akan turun kembali ke Bumi untuk menyelamatkan umat manusia jika kejahatan sudah merajarela.
Khusus untuk di wilayah Arab (kala itu) kejahatan sudah sangat meraja rela. Ayah mengawini anak, sesama sodara kandung menikah, anak laki2 menikahi ibunya, Bahkan mereka menyembah ke tanah atau batu begitu saja (tanpa adanya proses pensucian/upacara tertentu). Bahkan dalam veda dikatakan bahwa akan diturunkann seorang bernama Mahammad di mecha yang penyebaran agamanya dibantu dengan kawan-kawannya.
Tuhan Maha Tahu awatara mana yang sangat tepat diturunkan untuk umatnya. Begitu juga untuk Isa yang diturunkan di Yahudi. Veda pun menjelaskan secara lengkap. Kalau ada yang tidak sama dalam penjelasan di kitab suci mungkin itu disebabkan dengan pengertian masing-masing orang yang mengartikan terpisah-pisah.
........
Wedapun bukan diitujukan hanya untuk umat hindu tok karena di dalam weda dikatakan "Wahai umat manusia" bukan wahai umat hindu. Ya khan?
Para awatara tidak butuh dibela hanya saja pengikutnya merasa sudah kewajiban mereka untuk membela hal yang mereka yakini. Namun bagaimana jika mereka berperang untuk hal yang sama kebenarannya dalam artian equal?
.........
Hanya saja alam awatara pun terbagi-bagi. Untuk Sri Krisna beliau ada di tingkat Goloka Vrandawana yang dapat disetarakan dengan kedudukan Tuhan. Sedangkan (maaf tanpa bermaksud menyinggung umat lain) awatara lainnya berada di tingkat Vaikunta loka (alam setelah Goloka Vrandawana).
Mungkin karena itu pula Sri Krisna berkata sembahlah aku. Sedangkan Nabi Muhammad tidak berkata demikian.
-arik-

k the wanderer said...

Salam kenal juga,

Terima kasih komentarnya, Saudara Arik.

Pertama, setahu saya, ketika Weda diturunkan, belum ada yang namanya “umat Hindu”, karena memang belum ada organized religion seperti saat ini. Bahkan umat Hindu percaya bahwa agama Hindu adalah Sanathana Dharma, Kebenaran yang tak berawal dan tak berakhir. Dengan kata lain, sebelum bumi diciptakan pun Kebenaran itu sudah ada, dan akan tetap ada setelah pralaya. Sehingga tentu saja tidak akan ditemukan panggilan “Wahai umat Hindu” dalam Weda. Ini berbeda dengan Quran, misalnya, yang tegas2 membedakan antara kaum Muslimin dengan Yahudi dan Nasrani.

Kedua, saya kurang setuju dengan pernyataan “Sri Krsna … dapat disetarakan dengan kedudukan Tuhan”, karena Krsna adalah Tuhan itu sendiri. Bahkan Beliau menyatakan, “barangsiapa yang menyembah dewa2 akan sampai pada alam dewa2, yang menyembah leluhur akan sampai pada alam leluhur…”, dst.

Ketiga, tanggapan Anda belum dapat menjawab mengapa ajaran yang dibawa Muhammad (dan Isa) berbeda dengan ajaran Sri Krsna. Mengapa ajaran Muhammad dan Isa (i.e.: Islam dan Kristen) menolak dengan tegas reinkarnasi, karmaphala dan moksa? Sebaliknya, mereka mengajarkan tentang surga dan neraka yang kekal dan eksklusif. Padahal, konon baik Quran maupun Alkitab terjaga “keasliannya”.

Keempat, Muhammad adalah orang biasa yang karena “integritasnya” dipilih oleh Allah sebagai nabi bagi orang Arab. Bahkan Muhammad beberapa kali menyatakan “penderitaannya” ketika wahyu tersebut disampaikan. Oleh karena itu, JIKAPUN ajaran Muhammad sinkron dengan ajaran Weda (berarti diselewengkan oleh para pengikutnya), saya rasa kedudukannya adalah setara dengan para Rsi, bukan sebagai Awatara.

Mengenai bagian Weda yang menubuatkan kedatangan Muhammad sebagai Awatara, saya pernah menerima penjelasan panjang lebar yang menunjukkan letak kekeliruan tata bahasa dan penafsiran dari klaim tersebut. Namun, karena saya bukan ahli bahasa Sansekerta, saya tidak ingin (dan juga tidak merasa perlu) untuk men-display penjelasan tersebut. Mengenai Isa, setahu saya Isa hanya disinggung dalam salah satu Purana dan itu pun menceritakan tentang kehidupannya di India, BUKAN menubuatkan kedatangannya. Namun jika Anda punya arsipnya, silakan kirim ke alamat e-mail saya.

Terima kasih.

yanwe said...

Saslam kenal...

"Mengenai bagian Weda yang menubuatkan kedatangan Muhammad sebagai Awatara, saya pernah menerima penjelasan panjang lebar yang menunjukkan letak kekeliruan tata bahasa dan penafsiran dari klaim tersebut. Namun, karena saya bukan ahli bahasa Sansekerta, saya tidak ingin (dan juga tidak merasa perlu) untuk men-display penjelasan tersebut. Mengenai Isa, setahu saya Isa hanya disinggung dalam salah satu Purana dan itu pun menceritakan tentang kehidupannya di India, BUKAN menubuatkan kedatangannya. Namun jika Anda punya arsipnya, silakan kirim ke alamat e-mail saya."

maaf saya hanya ingin tahu...bisa tolong dikirimkan file yang terkait tidak? saya juga waktu di jogja pernah dibilangin seperti itu :" Nabi adalah awatara" dan "Isa pernah ke india. 12 tahun yang hilang" help me yah....just want to know...
salut buat kalian......pemuda yang mau belajar dan berbakti....keep going man:)

salam

candra

k the wanderer said...

Salam kenal juga,

Aku gak punya file tentang klaim bahwa Muhammad adalah awatara itu sendiri, yg ada sanggahannya yg nggak kalah panjang lebar(berdasarkan segi tata bahasa). File tentang Isa juga gak punya (honestly, I don't really care about this one karena nggak ada hubungannya dgn iman kita, yg akan terganggu adalah iman orang Islam dan Kristen).

Alamat e-mailnya mana dong?

Shanti3.

Ben Aaron said...

"Yajudved 32:3 Na tasya pratima asti" yang artinya tidak ada bayangan (image) bagiNya. Jadi ndak ada itu Tuhan melakukan inkarnasi menjadi manusia. Arti avatar sendiri adalah "turun". Jadi agar tetap konsisten dengan ayat Yajurved 32:3 di atas maka avatar itu lebih cenderung ke "utusan" dan bukan penjelmaan. Kalo ada konsep-konsep lain tentang avatar yang bertentangan dengan Veda maka harus gugur karena Veda yang tertinggi. Tidak ada konsep "inkarnasi" Tuhan dalam Veda.

Ben Aaron said...

Lha kalo cuma pernyataan-pernyataan Sri Krishna yang kemudian diinterpretasikan "secara kasar" bahwa dia menyatakan diri sebagai tuhan maka bacalah banyak sufi-sufi Islam yang menyatakan hal yang sama. Itu adalah keadaan ketika makhluk (ciptaanP yang melakukan perjalanan spiritual telah mencapai puncak bersatu dengan Khalik (Pencipta). Tapi tetaplah ciptaan adalah ciptaan dan Pencipta adalah Pencipta. Dalam Yajurveda 32:3 tertulis "Na tasya pratima asti" Tidak ada inkarnasi bagiNya

k the wanderer said...

Bung Aaron yg perhatian,

Singkat saja, jika Bung Aaron sudah pernah membaca Bhagavadgita dari awal hingga tamat (jika belum, mohon dibaca dulu), akan jelas bahwa pernyataan Sri Krsna bukan sekedar oral statement saja, tapi juga dinyatakan kepada Arjuna melalui perubahan wujud, di mana dikatakan bahwa Arjuna melihat alam semesta di 'dalam' Krsna. Saya belum pernah mendengar manusia 'mampu' melakukan hal setara. Mungkin Bung pernah?

Tanpa bermaksud menyerang balik (nyentil doang boleh dong...) saya malah merasa justru mantram dari Yajurveda itu yg Bung Aaron tafsirkan secara kasar :)

Shanti3.

Anonymous said...

copas dimana bro??

Anonymous said...

Ya bung Aaron, baca dong Bhagavadgita dari awal sampai tamat. Jangan asal comot sloka saja. Bhagavadgita mengakui Weda secara utuh, Weda mengakui Khrisna secara utuh. Ini timbal balik. Tidak ada kontradiksi dalam Weda dan Bhagavadgita. Coba baca juga Srimad Bhagawatam, penjelasan tentang ini sangat lengkap.

Muhammad disebutkan, hanya disebutkan. Bukan berarti dia diakui sebagai Awatara oleh Weda.

Bravo Mr. saya kagum dengan pemahaman anda terhadap topik ini. Salut.

salam,
Bakti.

Post a Comment